Kamis, 12 September 2019

routing dina mis

                     Pengertian Routing Dinamis
Routing dinamis adalah routing yang dilakukan oleh router dengan cara membuat jalur komunikasi data secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang dibuat. Jika ada perubahan topologi di dalam jaringan, maka router akan otomatis membuat jalur routing yang baru. Routing dinamis ini berada pada lapisan network layer jaringan komputer dalam TCP/IP Protocol Suites.
Routing dinamis merupakan routing protocol yang digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah dilakukan daripada menggunakan routing statis dan default. Meskipun begitu, routing jenis ini terdapat perbedaan dalam pemrosesan data di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
2. Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis
  • Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (jaringan yang berada di bawah kendali router tersebut).
  • Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
  • Jika terdapat penambahan suatu network baru, maka semua router tidak perlu mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan yang akan mengkonfigurasi ulang.
Sedangkan kerugian routing dinamis adalah sebagai berikut:
  • Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada setiap waktu tertentu.
  • Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table memakan waktu lama karena router akan melakukan broadcast ke semua router sampai ada IP table yang cocok. Setelah konfigurasi selesai, router harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang tersedia.
3. Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis
Seiring perkembangan sejarah jaringan komputer, sudah banyak macam-macam protokol dalam routing dinamis yang diterapkan saat ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
RIP merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP yaitu : host, network, subnet, dan route default. Oh iya, coba simak dulu pembahasan kami seputar fungsi routing table pada router agar Anda paham maksud dari paragraf ini.
Routing ini menggunakan algoritma distance vector. Metric yang dilakukan berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik. Jika hop count lebih dari 15, maka paket datagram akan dibuang. Update routing akan dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
  • RIPv1 (RIP versi 1)
    • Hanya mendukung routing class-full
    • Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam data perbaikan routing
    • Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
    • Adanya fitur perbaikan routing broadcast
  • RIPv2 (RIP versi 2)
    • mendukung routing class-full dan class-less
    • info subnet dimasukkan dalam data perbaikan routing
    • mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
    • perbaikan routing multicast
Secara umum, RIPv2 tidak berbeda jauh dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang diberikan antar router. Pada RIPv2, informasi yang dipertukarkan terdapat autentifikasi. Masih ada persamaan RIPv2 lainnya dengan RIPv1, diantaranya:
  • Distance Vector Routing Protocol
  • Metric berupa hop count
  • Max hop count adalah 15
  • Menggunakan port 520
  • Menjalankan auto summary secara default
Sedangkan perbedaan RIPv2 dengan RIPv1 adalah sebagai berikut:
  • Bersifat class-less routing protocol, yang berarti RIPv2 menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIPv2 dapat mendukung VLSM & CIDR
  • Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
  • Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
  • Auto Summary dapat dinonaktifkan
  • Mendukung fungsi keamanan berupa authentication, yang dapat mencegah routing update dikirim / diterima dari sumber yang tidak dipercaya
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah sebuah routing protocol yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems Inc. Tujuan utama penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Protokol routing ini menggunakan algoritma distance vector. IGRP menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Pada IGRP, routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu, sistem IGRP sudah mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan tersebtu diantaranya: load, delay, bandwitdh, realibility. Karena protocol ini diciptakan oleh Cisco, maka di dalam kumpulan perintah dasar Cisco terdapat perintah untuk mengatur protokol ini.
OSPF (Open Short Path First)
OSPF adalah sebuah routing protocol standar terbuka yang telah diaplikasikan oleh sejumlah vendor jaringan dan dijelaskan di RFC 2328. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah router Cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan IGRP. jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika jaringan yang dikelola adalah jaringan besar, maka OSPF adalah pilihan satu-satunya. OSPF ini adalah sesuatu yang disebut route redistribution, yaitu sebuah layanan penerjemah antar routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma link-state yang disebut algoritma Dijkstra / SPF. Cara kerja dari protokol ini adalah: Pertama, sebuah “pohon” dengan jalur terpendek akan dibangun. Kemudian, routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari “pohon” tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. Update routing akan dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. Broadcast-broadcast EIGRP di-update setiap 90 detik ke semua router EIGRP yang berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk diterapkan pada jaringan komputer yang besar. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
BGP (Border Gateway Protocol)
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan “distance vector exterior gateway protocol” yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update akan dikirim melalui koneksi TCP. Protokol ini biasa digunakan antara ISP dengan ISP dan atau antara client dengan client lainnya. Dalam implementasinya, protokol ini digunakan untuk membuat rute dari trafik internet antar autonomous system.
4. Kelebihan dan Kekurangan dari Protokol Routing Dinamis
Apa saja sih kelebihan dan kekurangan dari masing-masing protokol routing dinamis yang telah kami sebut di atas? berikut ini penjelasannya:
  1. Routing Information Protocol (RIP)
Kelebihan
  • Menggunakan metode “Triggered Update”.
  • Memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
  • Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara waktu pada timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
  • Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link pada jaringan.
Kekurangan
  • Jumlah host yang terbatas.
  •  tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
  • tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
  • Ketika pertama kali dijalankan, RIP hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal / localhost) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
  1. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelebihan
  • Mendukung sampai 255 hop count
Kekurangan
  • Jumlah host yang terbatas
  1. Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan
  • Tidak menghasilkan routing loop
  • mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
  • bisa menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area
  • Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
Kekurangan
  • Membutuhkan basis data yang besar.
  • Lebih rumit
  1. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
Kelebihan
  • Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
  • Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
  • Adanya fitur “loop avoidance”
Kekurangan
  • Hanya dapat digunakan untuk Router Cisco
  1. Exterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan
  • Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan
  • Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi jaringan
Sekian artikel kami kali ini seputar routing dinamis. Semoga aritkel kami dapat menambah pengetahuan Anda seputar routing dinamis.

laporan routing static

Laporan Routing Static

  1. Mengkonfigurasi routing static pada mikrotik untuk 2 buah jaringan
  2. Meremote sebuah perangkat lain dengan bantuan mikrotik yang terhubung jaringan.
B. Dasar Teori
Routing Static merupakan sebuah router yang di setting secara manual oleh pihak user atau administrator jaringan. bedanya dengan routing dinamis adalah proses penyetinganya, untuk routing dinamis di setting secara otomatis. Lalu biasanya routing static (mikrotic) digunakan untuk skala yang lebih kecil dikarenakan kebutuhan akan kecepatan datanya masih kecil dari pada pesaingnya yang berada di pasaran. Namun routing static sangat mudah dalam pengkonfigurasikannya.
Dari penjelasan diatas ada beberapa kelebihan dan kekurangan routing static, yaitu :
Kelebihan :
  1. Routing static lebih aman dibandingkan dengan routing dinamic
  2. Routing static lebih kebal dari berbagai macam hacker
  3. Tidak menggunakan bandwidth dalam pertukaran data
Kekurangan :
  1. Hanya dapat digunakan pada jaringan berskala kecil
  2. Administrator harus mengetahui semua data dari masing-masing router yang digunakan
  3. Penggunaannya lebih rumit karena pada proses pengerjaannya secara manual
C. Topologi
topology
REPORT THIS AD

D. Peralatan
  1. PC yang telah terinstall aplikasi winbox
  2. Mikrotik
  3. Kabel Ethernet
E. Langkah Percobaan
  1. Pastikan pada PC anda telah terinstall Applikasi Winbox. Apabila belum anda dapat mendownload pada alamat http://www.mikrotik.com/download 
  2. Jika sudah maka Pc yang anda gunakan dapat dihubungkan ke perangkat mikrotik menggunakan kabel ethernet RG45.
  3. Lalu buka applikasi winbox yang telah diinstal tadi, Nantinya mac address pada perangkat mikrotik akan terdetect pada winbox. Maka anda akan dapat terhubung ke jaringan pada Pc anda.dawd
  4. Lalu pilih “Ip-Address” dan kosongkon semua ip yang ada. Nantinya kita akan mesetting ip address sesuai dengan yang diinginkan.ip-address
  5. Setelah itu kita dapat medesain ip pada Pc anda/Administrator.
  6. Apabila sudah mensetting ip address pada router dan pc maka selanjutnya anda dapat mensimulasikan dengan cara Ping ke perangkat Pc maupun ke router administrator.
  7. Apabila tampilan pada cmd seperti gambar diatas maka dapat Ping ke Pc Client atau PC2 dengan command. (Ping 11.1.4.1 atau Ping 11.1.4.100)
  8. Apabila kedua Pc sudah terhubung maka anda dapat meremote salah satu Pc.
  9. Lalu pasang kabel ethernet 3 ke Pc 3 susuai topologi diatas.
  10. Untuk mensettingnya dapat menggunakan pilihan (IP-Route).Lalu isilah Ip address sesuai yang telah diperintahkan.ip route.PNG
  11. Cobalah Ping dari Pc Administrator maupun Client ke server 3. Apabila berhasil maka percobaan selesai
F. Analisa
Praktikum Manajemen Jaringan untuk yang pertama ini adalah mengenai routing static. Melalui praktikum ini, dapat diketahui bahwa routing statis adalah membuat jalur routing secara manual pada router mikrotik. Sehingga, dengan hal ini, mikrotik akan memberikan jalur routing secara otomatis jika kita menambahkan ip address di interface ethernet nya.
Statik routing sangat diperlukan jika kita ingin menghubungkan perangkat jaringan yang memiliki subnet yang berbeda, jadi untuk menghubungkan perangkat tersebut, memerlukan perangkat yang bisa melakukan proses routing. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa suatu perangkat elektronika yang mampu melakukan kofigurasi routing statis pada suatu jaringan, tanpa mengeluarkan biaya yang mahal, adalah router mikrotik.
F. Kesimpulan
  1. Mikrotik dapat digunakan untuk mengkonfigurasi rute otomatis secara manual
  2. Mikrotik memiliki biaya yang lebih kecil daripada perangkat yang lain
  3. Pada hasil laporan ini Pc1, Pc2, dan Pc3 sudah tersambung pada satu jaringan

studi kasus routing statis


                       Studi kasus routing statis

1 Studi Kasus Subnetting dan Routing Static Soal Suatu ketika anda di minta untuk membuat sebuah jaringan dengan topologi sebagai berikut : Jaringan diatas masih belum sempurna, sempurnakan dengan beberapa kriteria sebagai berikut : 1. LAN 1, tentukan berapa subnet mask yang bisa mencukupi klien sebanyak 26 PC dan berapa range IP untuk jaringan tersebut? 2. LAN 2, Tentukan berapa network address yang digunakan? 3. LAN 3, Tentukan range IP klien? 4. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP di setiap klien 5. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP pada masing-masing router 6. Hubungkan ketiga jaringan dengan menggunakan routing static 7. Untuk soal 1 3 diselesaikan dengan teknik perhitungan subnetting 8. Untuk soal 4 6 diselesaikan dengan melakukan konfigurasi langsung di packet tracer
2 Penyelesaian Soal no.1 (LAN 1) Coba cermati kembali LAN 1 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network address , dimana dalam LAN tersebut akan terdapat 26 klien. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari subnet mask, prefix dan range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing klien. Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut : Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki 26 klien, berarti kita harus mencari subnet mask atau prefix network untuk jaringan LAN 1. Rumus yang digunakan adalah mencari klien per subnet 2 y 2 >= 26 klien, kita cari yang mendekati nilai 26 klien = 30. diperoleh y = 5, dimana y adalah jumlah biner 0 pada subnet mask di oktet terakhir. Berarti klien per jaringan pada LAN 1 adalah 30 klien. Karena jumlah IPV4 adalah 32 bit, berarti untuk mencari prefix, Prefix = 32 5 = 27. Maka diperoleh prefix network /27 Jika prefix adalah /27, maka subnet mask-nya adalah Kok bisa? Cobalah anda breakdown /27 menjadi susunan biner : (konversi nilai biner desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan LAN 1 terletak pada Subnet I dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut : Subnet Network Address Range IP Broadcast I / /27 Ketiga, kita tentukan gateway LAN 1 dengan menggunakan host terakhir dari range tersebut /27. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default gateway) dan pada Router0 di LAN 1, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting!! Gateway harus satu jaringan/subnet
3 Keempat, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing-masing klien!! Soal no.2 (LAN 2) Coba cermati kembali LAN 2 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki IP klien /28 dan /28. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari network address dan range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing klien. Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut : Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /28, berarti kita harus mencari subnet mask untuk jaringan LAN 2. Jika prefix adalah /28, maka subnet mask-nya adalah Kok bisa? Cobalah anda breakdown /28 menjadi susunan biner : (konversi nilai biner desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, Cari network address untuk LAN 2 Ambil ip dari salah satu klien, misal /28, artinya IP address dan subnet mask Selanjutnya, anda ubah ke biner ip address dan subnet tersebut dan jumlahkan dengan LOGIKA AND Biner IP address Biner subnet mask Netwok address /28 Ketiga, kita tentukan gateway LAN 2 dengan menggunakan host terakhir dari range network address tersebut /28. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default gateway) dan pada Router1 di LAN 2, pada interface fa6/0 (karena interface ini yang terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting!! Gateway harus satu jaringan/subnet Keempat, konfigurasikan masing-masing klien!!
4 Soal no.3 (LAN 3) Coba cermati kembali LAN 3 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network address /29, artinya anda sudah mengetahui subnet mask dan prefix-nya. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing klien. Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut : Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /29, berarti kita harus mencari subnet mask untuk jaringan LAN 3. Jika prefix adalah /29, maka subnet mask-nya adalah Kok bisa? Cobalah anda breakdown /29 menjadi susunan biner : (konversi nilai biner desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, mencari range IP untuk LAN 3 Dengan menggunakan rumus mencari klien per subnet (2 y 2 ), anda akan mendapatkan jumlah klien per jaringan, sekaligus menemukan Range IP untuk LAN 3. y adalah jumlah biner 0 pada bit subnet mask. Merujuk pada jawaban pertama, anda sudah mendapatkan bahwa y adalah 3. Artinya jumlah klien pada LAN 3 adalah = 6. Berarti klien pada LAN 3 berjumlah 6 klien. Ketiga, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan LAN 3 terletak pada Subnet II (cermati network address LAN 3 pada topologi soal pada halaman pertama) dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut : Subnet Network Address Range IP Broadcast I / II / Keempat, kita tentukan gateway LAN 3 dengan menggunakan host terakhir dari range tersebut /29. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default gateway) dan pada Router2 di LAN 3, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting!! Gateway harus satu jaringan/subnet
5 Kelima, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing-masing klien!! Soal no. 4 (konfigurasi TCP/IP klien) Pada bagian ini tidak saya jelaskan, karena saya yakin teman-teman mahasiswa sudah dapat melakukan konfigurasi TCP/IP untuk PC klien di packet tracer. Silahkan anda konfigurasi IP setiap PC pada masing-masing LAN dengan IP dan gateway yang sudah kita tentukan diatas. Soal no. 5 (konfigurasi TCP/IP pada router) Pada bagian ini seluruh konfigurasi TCP/IP router di lakukan via console. Lakukan konfigurasi pada packet tracer. Router0 (Router LAN 1) Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router (terhubung melalui kabel console). Interface fa1/0 router0 (config)# interface fa1/0 router0 (config if)# ip address Interface fa0/0 router0 (config)# interface fa0/0 router0 (config if)# ip address
6 Router1 (Router LAN 2) Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router (terhubung melalui kabel console). Interface fa6/0 router0 (config)# interface fa6/0 router0 (config if)# ip address Interface fa0/0 router0 (config)# interface fa0/0 router0 (config if)# ip address Interface fa1/0 router0 (config)# interface fa1/0 router0 (config if)# ip address
7 Router2 (Router LAN 3) Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router (terhubung melalui kabel console). Interface fa1/0 router0 (config)# interface fa1/0 router0 (config if)# ip address Interface fa0/0 router0 (config)# interface fa0/0 router0 (config if)# ip address
8 Soal no. 6 (Routing Static) packet tracer. Pada bagian ini seluruh konfigurasi router di lakukan via console. Lakukan konfigurasi pada Tabel Routing routing static. Buat dalam bentuk tabel routing topologi diatas, untuk memudahkan dalam melakukan analogi Sumber LAN 1, konfigurasikan pada Router0 Jaringan tujuan ( network address tujuan) LAN 2 ( /28) LAN 3 ( /29) Gateway tujuan (next hoop) LAN 2, konfigurasikan pada Router1 LAN 1 ( /27) LAN 3 ( /29) LAN 3, konfigurasikan pada Router2 LAN 2 ( /28) LAN 1 ( /27)
9 Tabel perintah routing static pada IOS Device yang dikonfigurasi Perintah Router0 Ip <spasi> route <spasi> <spasi> <spasi> ip <spasi> route <spasi> <spasi> <spasi> Router1 ip <spasi> route <spasi> <spasi> <spasi> ip <spasi> route <spasi> <spasi> <spasi> Router2 ip <spasi> route <spasi> <spasi> <spasi> ip <spasi> route <spasi> <spasi> <spasi> Implementasi Routing static Router0 (Router LAN 1) router0 (config)# Ip route router0 (config)# Ip route Router1 (Router LAN 2) router0 (config)# Ip route router0 (config)# Ip route
10 Router0 (Router LAN 1) router0 (config)# Ip route router0 (config)# Ip route Butuh konsultasi Pertanyaan dapat anda ajukan ke : FB : Plurk : Edmodo : Referensi main=auth_download&idd= &download=materi&filename=2010%2f03%2f _07 _Subnet.pdf main=auth_download&idd= &download=materi&filename=2010%2f03%2f _08 _Routing.pdf

laporan routing statis

Laporan Routing Statis

  1. Mengkonfigurasi routing static pada mikrotik untuk 2 buah jaringan
  2. Meremote sebuah perangkat lain dengan bantuan mikrotik yang terhubung jaringan.
B. Dasar Teori
Routing Static merupakan sebuah router yang di setting secara manual oleh pihak user atau administrator jaringan. bedanya dengan routing dinamis adalah proses penyetinganya, untuk routing dinamis di setting secara otomatis. Lalu biasanya routing static (mikrotic) digunakan untuk skala yang lebih kecil dikarenakan kebutuhan akan kecepatan datanya masih kecil dari pada pesaingnya yang berada di pasaran. Namun routing static sangat mudah dalam pengkonfigurasikannya.
Dari penjelasan diatas ada beberapa kelebihan dan kekurangan routing static, yaitu :
Kelebihan :
  1. Routing static lebih aman dibandingkan dengan routing dinamic
  2. Routing static lebih kebal dari berbagai macam hacker
  3. Tidak menggunakan bandwidth dalam pertukaran data
Kekurangan :
  1. Hanya dapat digunakan pada jaringan berskala kecil
  2. Administrator harus mengetahui semua data dari masing-masing router yang digunakan
  3. Penggunaannya lebih rumit karena pada proses pengerjaannya secara manual
C. Topologi
topology
REPORT THIS AD

D. Peralatan
  1. PC yang telah terinstall aplikasi winbox
  2. Mikrotik
  3. Kabel Ethernet
E. Langkah Percobaan
  1. Pastikan pada PC anda telah terinstall Applikasi Winbox. Apabila belum anda dapat mendownload pada alamat http://www.mikrotik.com/download 
  2. Jika sudah maka Pc yang anda gunakan dapat dihubungkan ke perangkat mikrotik menggunakan kabel ethernet RG45.
  3. Lalu buka applikasi winbox yang telah diinstal tadi, Nantinya mac address pada perangkat mikrotik akan terdetect pada winbox. Maka anda akan dapat terhubung ke jaringan pada Pc anda.dawd
  4. Lalu pilih “Ip-Address” dan kosongkon semua ip yang ada. Nantinya kita akan mesetting ip address sesuai dengan yang diinginkan.ip-address
  5. Setelah itu kita dapat medesain ip pada Pc anda/Administrator.
  6. Apabila sudah mensetting ip address pada router dan pc maka selanjutnya anda dapat mensimulasikan dengan cara Ping ke perangkat Pc maupun ke router administrator.
  7. Apabila tampilan pada cmd seperti gambar diatas maka dapat Ping ke Pc Client atau PC2 dengan command. (Ping 11.1.4.1 atau Ping 11.1.4.100)
  8. Apabila kedua Pc sudah terhubung maka anda dapat meremote salah satu Pc.
  9. Lalu pasang kabel ethernet 3 ke Pc 3 susuai topologi diatas.
  10. Untuk mensettingnya dapat menggunakan pilihan (IP-Route).Lalu isilah Ip address sesuai yang telah diperintahkan.ip route.PNG
  11. Cobalah Ping dari Pc Administrator maupun Client ke server 3. Apabila berhasil maka percobaan selesai
F. Analisa
Praktikum Manajemen Jaringan untuk yang pertama ini adalah mengenai routing static. Melalui praktikum ini, dapat diketahui bahwa routing statis adalah membuat jalur routing secara manual pada router mikrotik. Sehingga, dengan hal ini, mikrotik akan memberikan jalur routing secara otomatis jika kita menambahkan ip address di interface ethernet nya.
Statik routing sangat diperlukan jika kita ingin menghubungkan perangkat jaringan yang memiliki subnet yang berbeda, jadi untuk menghubungkan perangkat tersebut, memerlukan perangkat yang bisa melakukan proses routing. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa suatu perangkat elektronika yang mampu melakukan kofigurasi routing statis pada suatu jaringan, tanpa mengeluarkan biaya yang mahal, adalah router mikrotik.
F. Kesimpulan
  1. Mikrotik dapat digunakan untuk mengkonfigurasi rute otomatis secara manual
  2. Mikrotik memiliki biaya yang lebih kecil daripada perangkat yang lain
  3. Pada hasil laporan ini Pc1, Pc2, dan Pc3 sudah tersambung pada satu jaringan